BNI kembali membuat sejarah dengan menjual saham pertamanya kepada publik melalui Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES) pada tahun 1996. Dalam sejarah bank nasional, BNI Digital Banking menjadi bank pertama di Indonesia. 'Negara mengumumkan kepada publik.
Selain program pembuangan saham pemerintah, BNI menerbitkan saham baru pada tahun 2007 dan 2010 sebagai bagian dari penawaran umum terbatas (isu yang benar), sehingga kepemilikan saham publik menjadi 40%. Dengan meningkatnya kepemilikan publik, BNI harus meningkatkan kinerjanya agar dapat memberikan nilai lebih kepada pemegang saham.
Globalisasi juga mensyaratkan bahwa industri perbankan terus meningkatkan kemampuannya untuk memberikan solusi perbankan kepada semua pelanggan. Secara historis, BNI berfokus pada layanan perbankan korporasi yang didukung oleh infrastruktur perbankan ritel yang solid. Sekarang BNI terus berupaya meningkatkan kapitalisasi manfaat BNI. Iklan Digital Opening Account
BNI berusaha untuk menjadi bank "unggul" di bidang sumber daya manusia yang berkualitas, proses bisnis internal yang memberikan nilai kepada pelanggan melalui peningkatan dan inovasi melalui beragam produk / layanan dan terintegrasi, dan untuk kualitas manajemen bank dengan risiko yang terukur. "Leading" adalah untuk menjadi bank pilihan dengan kualitas layanan terbaik, yang akan menjadikan BNI "pemimpin" dalam hal kinerja keuangan yang berkualitas dibandingkan dengan perusahaan sejenisnya, dalam rangka memberikan kualitas investasi yang memuaskan untuk pihak yang berkepentingan.